DAMPAK NEGATIF PACARAN BAGI REMAJA
METODOLOGI PENELITIAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pacaran ini biasanya mulai muncul pada masa awal pubertas. Perubahan hormon dan fisik bikin kita mulai tertarik pada lawan jenis. Proses “sayang-sayangan” dua manusia lawan jenis itu merupakan proses mengenal dan memahami lawan jenisnya dan belajar membina hubungan dengan lawan jenis sebagai persiapan sebelum menikah untuk menghindari terjadinya ketidakcocokan dan permasalahan pada saat sudah menikah. Masing-masing berusaha mengenal kebiasaan, karakter atau sifat, serta reaksi-reaksi terhadap berbagai masalah maupun peristiwa. Kalau masa pacaran kita manfaatkan dengan baik dapat menjadi ajang untuk melihat masalah yang potensial yang akan muncul dari perbedaan diri kita dan doi yang berbeda latar belakang kehidupan sehingga nantinya kita dan pasangan siap mengantisipasi kalo timbul permasalahan yang tidak dikehendaki. Kedewasaan kita dalam berpacaran bisa dilihat dari kesiapan untuk bertanggung jawab. Ini dapat dilihat dari kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan peran, membagi waktu, perhatian, dan tanggung jawab antara belajar, pekerjaan rumah, dan pacaran. Kesiapan untuk berbagi dengan orang lain, menghadapi permasalahan pacaran, dan tetap bisa mengendalikan diri dan memenuhi nilai-nilai yang dianut dalam berhubungan dengan lawan jenis.
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang telah dijabarkan, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
Masalah baru didunia remaja sendiri, akibat-akibat pacaran yang tidak memakai batasan seperti timbulnya masalah seperti pelecehan seksual penyimpangannya dan perubahan perilaku pada remaja Kebanyakan Remaja usia SMP dan SMA,
Melewati-melewati rambu pacaran, kurang pengawasan orang tua dan penyalah gunaan media-media informasi seperti majalah porno, situs-situs porno yang membuat remaja menjadi penasaran dan bertindak coba-coba kepada sang pacar. Banyaknya kasus bunuh diri karena diputuskan pacar, perkelahian yang dipicu karena rebutan cowok/cewek fenomena seperti ini seringkali dijumpai pada remaja era sekarang. Seharusnya orang tua, guru, lingkungan tempat tinggal, sekolah bisa memberikan bimbingan atau sekedar arahan agar remaja lebih aktif pada kegiatan positif ketimbang pacaran.
2. Batasan Masalah Penelitian
Ruang lingkup sistem sangat luas sesuai dengan fungsi penerapannya. Untuk memfokuskan pembahasan dalam hal ini, ruang lingkup permasalahan dibatasi menjadi bagaimana cara untuk mengetahuinya, Namun disini saya hanya akan membahas tentang pacaran dan seks bebas pada remaja dan dampak negatifnya bagi remaja.
3. Tujuan Penelitian
Untuk Mengetahui seberapa banyak remaja yang menjalin hubungan dengan lawan jenis (pacaran) dan dampak yang terjadi bagi remaja yang berpacaran dan untuk membantu remaja agar tidak terjerumus dalam perilaku menyimpang sehingga remaja dapat mengontrol dan membatasi dalam hubungannya(pacar).
4. Kerangka Teoritis
X Y
5. Hipotesis
Ada pengaruh pacaran bagi remaja dan dampak negatifnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Remaja
Remaja adalah masa dimana sesorang individu mengalami perubahan dan perkembangan dalam mencapai kematangan fungsi organ tubuhnya , mental, emosi, sosial dan fisiknya, dalam masa ini biasanya seseorang akan mengalami masa pemberontakan sebagai aksi dalam menemukan jati dirinya, keinginan lepas dari orang tua dan mencoba hal-hal baru, emosi seseorang saat berada dalam masa remaja umumnya labil dan sering menggunakan pikirannya sendiri dalam melakukan dan mengambil keputusan, masalah yang dihadapi remaja adalah bagaimana seseorang remaja dapat menemukan jati dirinya tanpa membuat hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk itu perlu cara untuk mengatasi kenakalan remaja, kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya, Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang (Kartono) http://www.google.co.id/ ~~Info...Place...Blog~~.blogspot.com
2.2 Pengertian Pacaran
Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan. Dalam pacaran, ada aktivitas yang disebut dengan kencan. Aktivitas ini berupa kegiatan yang telah direncana maupun tak terencana. Kencan yang tak terencana disebut dengan blind date.
Tradisi pacaran memiliki variasi dalam pelaksanaannya dan sangat dipengaruhi oleh tradisi dalam masyarakat individu-individu yang terlibat. Dimulai dari proses pendekatan, pengenalan pribadi, hingga akhirnya menjalani hubungan afeksi yang ekslusif. Perbedaan tradisi dalam pacaran, sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut oleh seseorang. Berdasarkan tradisi zaman kini, sebuah hubungan dikatakan pacaran jika telah menjalin hubungan cinta-kasih yang ditandai dengan adanya aktivitas-aktivitas seksual atau percumbuan.
2.3 Dampak Negatif
Banyak alasan-alasan yang dikemukakan untuk pacaran, padahal pacaran sendiri lebih banyak dampak negatifnya dibanding positifnya, bagi remaja yang berpacaran dengan menjaga norma dan batasan yang ditentukan oleh orang tua masing-masing dapat menjadikan pacaran sebagai motivasi untuk meningkatkan prestasi belajar, namun sejauh ini umumnya remaja sekarang menggunakan hubungan pacaran melewati batas-batas dan norma-norma yang berlaku di masyarakat sendiri, remaja yang sedang dilanda asmara kebanyakan tidak berfikir panjang sehingga hubungan pacaran itu menjadi tidak sehat, oleh karenanya timbul masalah bagi remaja akibat dari pacaran, masalah yang sering dijumpai adalah hamil diluar nikah, aborsi, bunuh diri, perubahan perilaku dan penyimpangan-penyimpangan lainnya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengaruh Pacaran Bagi Remaja
Kebanyakan remaja saat ini sudah mulai mengenal hubungan dengan lawan jenis (pacaran), banyak remaja menilai jika seseorang remaja tidak punya pacar dianggap , tidak laku, atau kurang gaul, sebagian remaja menilai pacaran sebagai gaya hidup di zaman modern ini, sebagian lagi remaja menganggap pacaran sebagai ajang penjajakan diri terhadap lawan jenis, banyak penilaian positif negatif dari pacaran tersebut, pacaran sendiri membawa pengaruh terhadap individu yang bersangkutan. Pengaruh pacaran bagi remaja :
1. Pengaruh pacaran bagi prestasi sekolah
Pacaran bisa menurunkan atau meningkatkan prestasi belajar. Prestasi meningkat biasanya karena semangat belajar yang naik akibat ada pacar yang senantiasa memberikan dorongan dan perhatian atau karena ingin membuktikan kepada orangtua bahwa meskipun pacaran prestasi belajar tidak terganggu. Prestasi belajar bisa menurun jika ada permasalahan yang cukup berat hingga mengganggu konsentrasi dan gairah untuk belajar atau lebih senang menghabiskan waktu bersama sang pacar daripada belajar
2. Pengaruh pacaran bagi hubungan sosial
Pergaulan sosial dengan teman sebaya maupun lingkungan sosial sekitar bisa menjadi meluas atau menyempit. Pergaulan menjadi sempit kalau lebih banyak menghabiskan waktu hanya berdua, enggak gaul lagi dengan teman lain. Makin lama biasanya menjadi sangat bergantung pada pacar atau sebaliknya dan tidak memiliki pilihan interaksi social lainnya.Hubungan dengan keluarga pun biasanya menjadi renggang karena waktu luang lebih banyak dihabiskan dengan pacar
3. Pengaruh pacaran terhadap emosi dan perilaku
Hubungan dengan pacar tentu saja tidak semulus yang semula diduga karena memang ada perbedaan karakteristik, latar belakang, serta perbedaan keinginan dan kebutuhan. Hal itu menyebabkan banyak sekali terjadi masalah dalam hubungan. Biasanya hal itu akan menguras energi dan emosi serta menimbulkan ketegangan keadaan emosi yang berlebihan (stress / depresi ringan). hingga dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.Berkembang perilaku baru pacaran dapat bermakna munculnya perilaku yang positif atau sebaliknya muncul perilaku negatif. Pacaran bisa membantu orang mengembangkan perilaku yang positif kalau interaksi yang terbentuk bersifat positif, sedangkan interaksi yang kurang mendukung tentu saja lebih memungkinkan terbentuknya perilaku negatif.Misalnya, pacaran dengan orang yang jago potret. Maka, bukan tidak mungkin kita akan tertular barang sedikit. Atau pacaran dengan orang yang sangat peduli sama orang lain dan penolong, maka kita yang tadinya cuek bisa saja tertular. Begitu pula pada kelakuan yang negatif.
Sebagian kecil yang Nampak benar pengaruh pacaran pada remaja seperti yang saya sebutkan diatas yang terjadi di masyarakat kususnya remaja,
3.2 Dampak Negatif Dari Pacaran
Banyak alasan-alasan yang dikemukakan untuk pacaran, padahal pacaran sendiri lebih banyak dampak negatifnya dibanding positifnya, bagi remaja yang berpacaran dengan menjaga norma dan batasan yang ditentukan oleh orang tua masing-masing dapat menjadikan pacaran sebagai motivasi untuk meningkatkan prestasi belajar, namun sejauh ini umumnya remaja sekarang menggunakan hubungan pacaran melewati batas-batas dan norma-norma yang berlaku di masyarakat sendiri, remaja yang sedang dilanda asmara kebanyakan tidak berfikir panjang sehingga hubungan pacaran itu menjadi tidak sehat, oleh karenanya timbul masalah bagi remaja akibat dari pacaran, masalah yang sering dijumpai adalah hamil diluar nikah, aborsi, bunuh diri, perubahan perilaku dan penyimpangan-penyimpangan lainnya, seperti:
Perilaku Seksual
Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang menguatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka, merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk pacaran. Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil. Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya berikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang jatuh cinta, orangtua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antar pengawasan dengan kebebasan. Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan yang diberikan tetapi anak harus banyak diberi pengertian agar mereka tidak ketakutan dengan orangtua yang dapat menyebabkan mereka berpacaran dengan sembunyi-sembunyi. Apabila usia makin meningkat, orangtua dapat memberi lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun, tetap harus dijaga agar mereka tidak salah jalan. Menyesali kesalahan yang telah dilakukan sesungguhnya kurang bermanfaat
Penyelesaian masalah dalam pacaran membutuhkan kerja sama orangtua dengan anak. Misalnya, ketika orangtua tidak setuju dengan pacar pilihan si anak. Ketidaksetujuan ini hendaknya diutarakan dengan bijaksana. Jangan hanya dengan kekerasan dan kekuasaan. Berilah pengertian sebaik-baiknya. Bila tidak berhasil, gunakanlah pihak ketiga untuk menengahinya. Hal yang paling penting di sini adalah adanya komunikasi dua arah antara orangtua dan anak. Orangtua hendaknya menjadi sahabat anak. Orangtua hendaknya selalu menjalin dan menjaga komunikasi dua arah dengan sebaik-baiknya sehingga anak tidak merasa
Takut untuk melaporkan masalahnya kepada keluarga terutama orang tuanya.
BAB IV
Kesimpulan Dan Saran
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang saya buat dapat disimpulkan bahwa:
Banyak alasan-alasan yang dikemukakan untuk pacaran, padahal pacaran sendiri lebih banyak dampak negatifnya dibanding positifnya, bagi remaja yang berpacaran dengan menjaga norma dan batasan yang ditentukan oleh orang tua masing-masing dapat menjadikan pacaran sebagai motivasi untuk meningkatkan prestasi belajar, namun sejauh ini umumnya remaja sekarang menggunakan hubungan pacaran melewati batas-batas dan norma-norma yang berlaku di masyarakat sendiri, remaja yang sedang dilanda asmara kebanyakan tidak berfikir panjang sehingga hubungan pacaran itu menjadi tidak sehat, oleh karenanya timbul masalah bagi remaja akibat dari pacaran, masalah yang sering dijumpai adalah hamil diluar nikah, aborsi, bunuh diri, perubahan perilaku dan penyimpangan-penyimpangan lainnya
4.2 Saran
Saran bagi remaja yang melakukan hubungan dengan lawan jenis (Pacaran), diharapkan agar tidak melampaui batas dalam pacaran
Bagi orang tua memberikan arahan dan nasihat kepada anaknya, memberikan masukan – masukan agar tidak terjerumus dalam pacaran